Ibu Rupinah, ditinggal suaminya sejak 5 tahun silam, sekarang harus menghidupi dirinya serta ketiga anaknya dengan berdagang makanan spesial kota Yogyakarta. Mengandalkan bisnis online di rumah, pada sebuah kaveling di wilayah Pisangan, Tangerang Selatan, setiap harinya 5 ojek online (dalam jaringan) dan baju berjaket hijau memarkir motornya di depan tempat tinggal Rupinah.
Bisnis online kuliner dengan memanfaatkan ciri khas dan keunikannya
"Ya, karena Ibu Rupinah mempunyai segmen spesifik, karena beliau bisnis kuliner mempunyai khas dari yogyakarta, seperti gudeg dan varian lainnya. Beberapa konsumen pun merasakan gudeg yang sangat mempunyai cita rasa yogyakarta dan unik.
“sehari, saya bisa mendapatkan permintaan pengiriman kuliner berbasis online lebih asal 10 orderan. Lumayan, alhamdulillah. Ucap beliau.
Baca Juga : Bisnis voucher wifi
Selain melayani melalui online, aku juga mendapatkan permintaan terutama dari tetangga,” ujarnya sambil tersenyum. Pada kenyataannya pesan antar lewat online kini sudah menjadi sangat familiar di lingkungan masyarakat pada saat ini.
Bagi pelaku usaha, mereka juga tentunya sangat diuntungkan dengan keberadaan layanan antar jemput logistik berbasis online tersebut. Masuk akal saja, satu lembaga riset menyebutkan, Usaha pesan antar kuliner berbasis digital di daerah asean mencapai USD 16,3 miliar tahun lalu.
Lembaga riset itu bernama momentum works, perusahaan modal ventura yg bermarkas pusat pada Singapura. Menurut laporan momentum works, harga transaksi kotor (gross merchandise value/gmv) pemesanan makanan melalui platform digital (online) di Indonesia mencapai USD 4,5 miliar di 2022.
Transaksi tadi berkontribusi 27,6 % serta menjadi yang terbesar di antara 6 negara asia tenggara .Total transaksi kuliner pada platform digital di daerah itu mencapai USD 16,3 miliar pada tahun lalu.
Terdapat 3 pemain besar di platform pengiriman makanan di indonesia, yaitu grab (grabfood), gojek (gofood), dan shopee (shopeefood). Grab pun diklaim menguasai pasar 49 %, gojek 44 %, dan shopee 7 %.
Buruh yang bekerja pada transportasi online diperkirakan mencapai kurang lebih 4,6 juta orang.
Hanya saja, harga transaksi makanan secara online di tanah air pada 2022 tersebut turun USD 0,1 miliar alias 2,17 % dibandingkan 2021 sempat mencapai usd4,6 miliar. Hal tadi terjadi karena mulai kembalinya warga ke kegiatan belanja offline, seiring meredanya covid-19 dan perusahaan platform mulai berorientasi keuntungan.
"di 2022, platform pengiriman kuliner mengalami kendala yang sangat besar terhadap pertumbuhan. Penyebabnya, pembukaan kembali aktivitas pada asia tenggara sesudah pandemi covid-19," kata momentum works, dalam riset food delivery platforms in southeast asia (SEA) januari 2023, dikutip kamis (19/1/2023).
Hasilnya, masih menurut lembaga itu, pertumbuhan GMV transaksi kuliner secara online pada di asia tenggara pada 2022 pun hanya tumbuh 5 % jadi USD 16,3 miliar dibandingkan setahun lalu (yoy) senilai USD 15,5 miliar.
GMV tadi mencakup transaksi di enam negara, yaitu indonesia, thailand, singapura, filipina, malaysia, serta vietnam. Selain indonesia yang membukukan nilai transaksi kuliner secara online sebesar USD 4,5 miliar di 2022, thailand (USD 3,6 miliar), singapura (USD 2,5 miliar), filipina USD 2,4 miliar, malaysia USD 2,2 miliar, dan vietnam USD 1,1 miliar.
Seperti yang akan kamu lihat, pertumbuhan didorong oleh pasar filipina, malaysia, dan vietnam yang relatif lebih kecil.
Sedangkan pasar yang lebih besar, yakni indonesia, thailand, dan singapura justru mencatat penurunan," kata momentum works.
Baca Juga : Bisnis Pertanian
Hal itu terjadi karena sebagian besar pemain utama platform pengiriman makanan mulai memprioritaskan profitabilitas pada 2022. Kondisinya telah tidak selaras ketika beberapa platform disebut tetap berikhtiar buat permanen survive di 2021 karena masih berikhtiar memperbesar pangsa pasar di tengah covid-19 yang sedang ganas-ganasnya melanda global. Syarat 2022 disebutnya sudah tidak sinkron dengan 2021.
Pelonggaran restriksi pemerintah di kawasan asia tenggara telah berpengaruh ke penurunan pemesanan makanan melalui platform digital serta permintaan makan mulai beralih di daerah/eksklusif ke restoran (dine-in). Misalnya, pembukaan pulang aktivitas masyarakat di singapura pribadi mengganti permintaan layanan makanan menjadi offline.
Sedangkan di thailand terjadi penarikan subsidi pemerintah selesainya oktober tahun lalu, sehingga langsung menurunkan permintaan kuliner melalui platform di paruh kedua di 2022. "malaysia, filipina, serta vietnam, 3 pasar yang lebih kecil, sudah mencatat pertumbuhan yang signifikan karena para pemain, termasuk grab serta shopee food memperluas penetrasi," ungkap momentum works.
Dari gambaran di atas, usaha jasa pesan antar berbasis digital masih cukup menjanjikan bagi negara indonesia dan sejumlah negara pada daerah ASEAN.
Bagi pemerintah, tumbuhnya usaha platform digital tentu sangat membantu pemerintah terutama penyediaan lapangan kerja. Artikel terbaru bisa kamu cek di Googlenews.